Ketika Jasad Sari ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan, dengan tangan kiri dan kaki kanan patah. Dokter yang menanganinya secara cdepat, tidak bisa menyelamatkan Sari. Saripun meninggal pada 16 Mei lalu. Pada saat kejadian bermula pada tanggal 13 Mei 2015. Dua orangutan jantan sedang mengalami libido yang tinggi, akibatnya kedua jantan ini memperebutkan satu betina, dan menewaskan salah satu koleksi dikebun binatang itu.

Margo Utomo selaku Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam mengatakan, Sari sempat mengalami masa kritis dan dirujuk ke klinik Hewan Dinas peternakan Kota Padang pada tanggal 15 Mei 2015. Saat diperiksa oleh dokter, Sari mengalami patah dibahu kiri, karena tidak ada respon, diduga Syaraf Sari putus.

Akibat kejadian Sari ini tim dari Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam meminta untuk melakukan evaluasi. Jika kebun binatang tidak memenuhi syarat seperti makanan, kandang, serta tenaga media hewan maka akan ada penutupan bagi kebun binatang yang tidak memenuhi syarat tersebut, ucap Margo Utomo.

Saat penanganan Sari mendapatkan perawatan yang cukup baik berupa suntikan dan infus untuk menambah kekuatan tubuh Sari. Namun dikarenakan kondisi Sari yang semakin melemah, pada tanggal 16 Mei 2015 Sari meregang nyawanya. Sebelum sari meninggal, para tim medis merencanakan mengangkat bayi yang dikandung oleh Sari, dikarenakan, hasil USG anak Sari meninggal didalam Rahim Sari.

Saat terjadi perkelahian antar ketiga orangutan tersebut, mereka langsung dipisahkan, Namun kedua jantan yang sedang mengalami libido tinggi berhasil merusak pintu kandang dan berebut betina yang bernama Sari. Saat ini Jasad Sari sedang berada di Padang untuk diawetkan. Sementara dua jantan lagi rencana akan diganti dengan dua orangutan betina dari kebun binatang lain.